PENDAHULUAN
Latar Belakang
Matematika sebagai dasar ilmu pengetahuan merupakan pondasi dasar yang harus dikuasai peserta didik.Berbekal matematika,Peserta didik tidak hanya sebatas mengerti konsep operasi hitung,tetapi dapat mengaplikasikan keilmuannya dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 tentang kurikulum SMP disebutkan tujuan pelajaran matematika agar peserta didik mampu memahami konsep matematika,memiliki kompetensi dalam menjelaskan keterkaitan antar konsep dan menggunakan konsep maupun algoritma secara luwes,akurat,efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.Selain itu ,Pembelajaran Matematika merupakan proses yang dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan peserta didik melaksanakan kegiatan belajar matematika,sehingga pemahaman konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika dapat dipelajari dengan baik oleh peserta didik.
Berdasarkan pengalaman penulis, terdapat masalah yang sering dijumpai dalam pembelajaran matematika, yaitu kesulitan peserta didik dalam memahami konsep matematika, sehingga menyebabkan peserta didik cenderung bosan, diam, tidak aktif atau ada yang aktif namun aktif yang bermasalah,sehingga berdampak pada hasil belajar matematika yang rendah.
Faktor penyebab internal dan eksternal baik dalam diri guru maupun dalam diri peserta didik yang mempengaruhi kesulitan peserta didik dalam memahami konsep matematika antara lain berasal dari Faktor internal yaitu guru yang dalam pembelajaran cenderung mendominasi sehingga komunikasi yang terjadi hanya satu arah, metode yang digunakan adalah metode ceramah, variasi pembelajaran cenderung monoton. Sedangkan dari peserta didik actor internal adalah kurang disiplin dalam menerima pembelajaran, Siswa hanya menghafal rumus dan belum dapat menggunakan rumus untuk pemecahan masalah dan Siswa belum dapat mengaplikasikan konsep matematika ke dalam kehidupan nyata(hanya sebatas menghafal materi).Sedangkan actor eksternal dalam diri peserta didik adalah kepedulian orang tua dirumah pada hasil belajar peserta didik kurang.
Oleh karena itu, perlu ada perubahan cara belajar dimana peserta didik perlu diberikan tantangan agar mereka lebih aktif belajar, kreatif dan menikmati pembelajaran dengan rasa senang.Mereka diarahkan dengan cara belajarmemecahkan masalah dengan memanfaatkan lingkungan alam/sekitaratau bisa diartikan pula sebagai cara belajar memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai pada suatu kesimpulan. Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada hal ini dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning).
Upaya penulis untuk membangun aktivitas dan rasa ketertarikan pada pembelajaran Penerapan Teorema Pythagoras Pada Kehidupan Nyata adalah dengan menggunakan objek benda nyata yang menyerupai segitiga siku-siku yang terdapat di lingkungan sekolah atau lingkungan tempat tinggal siswa sebagai media pembelajaran. Objek benda nyata juga mudah didapatkan. Dan tentu saja objek benda nyata sebagai media pembelajaran akan menimbulkan rasa penasaran peserta didik.
LANGKAH KERJA ,HASIL DAN PEMBAHASAN
Langkah kerja yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:
B. Apakah hasilnya efektif ?atau tidak efektif?Hasilnya efektif,hal itu dapat terlihat dari:
1. Peserta didik dapat menyelesaikan soal cerita dengan runtut dan benar.
2. Peserta didik memperoleh hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan ,hal ini terbukti
terjadi peningkatan pemahaman konsep materi Teorema Pythagoras dari semula tidak
paham konsep menjadi paham konsep.
3.Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di sekolah kami yaitu 75.Nilai Tertinggi 100 dan nilai
terendah 50.Pada aksi 2 pertemuan 1 diberikan soal cerita (Tes awal) dan hasilnya dari
24 siswa tersebut 8 siswa memperoleh nilai dibawah KKM sebesar 33,3 % dan 16 siswa
memperoleh nilai diatas KKM sebesar 66,7%.
4.Pada aksi 2 pertemuan 2 diberikan soal penilaian formatif (Tes Akhir) dengan hasil dari
sejumlah 24 siswa kelas 8F yakni 2 siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sebesar
8,3 % dan 22 siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sebesar 91,7%. Nilai rata-rata
tes awal dalam satu kelas dari sejumlah 24 siswa yang semula 7,3 % terlihat meningkat
pada tes akhir sebesar 8,3 % dan diperoleh rata-rata peningkatan nilai pada masing-
masing siswa menjadi 15 %.Hasil tersebut signifikan seiring dengan antusias,keaktifan siswa saat pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar
C.Hasil Pembahasan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan model problem based learning berbasis lingkungan berbantuan objek benda nyata akan penulis uraikan sebagai berikut.Pengalaman melakukan pembelajaran Matematika dengan kompetensi dasar Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras mampu meningkatkan pemahaman konsep Teorema Pythagoras, terutama yang berkaitan dengan penerapan teorema Pythagoras pada kehidupan nyata menggunakan objek benda nyata berbentuk segitiga siku-siku.Hal ini dibuktikan dengan hasil pengamatan pada kegiatan observasi lingkungan yang meliputi tahap-tahapan yaitu pengamatan,pengukuran dan perhitungan menggunakan rumus Teorema Pythagoras.Soal disajikan dalam bentuk Soal Cerita berbasis pemecahan masalah dari hasil kegiatan observasi lingkungan. Pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model problem based learning berbasis lingkungan berbantuan objek benda nyata saat diterapkan di kelas VIII F, dari 24 peserta didik terlihat semua peserta didik melakukan kegiatan mengamati tayangan video pembelajaran serta mereka mampu menemukan objek benda nyata yang menyerupai segitiga siku-siku di lingkungan sekitar. Antusiasme terlihat jelas ketika guru mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan observasi lingkungan dengan mengeksplorasi lingkungan sekolah kepada tiap kelompok. Pada saat tahap mengumpulkan informasi terlihat peserta didik aktif menemukan objek benda nyata dan melakukan percobaan dengan menggunakan penggaris kayu/roll meter untuk mengukur ketiga panjang sisi pada kanopi,atap gazebo dan ornamen pintu aula. Anggota kelompok terlihat saling bantu untuk proses pengukuran ini. Ada yang mengukur, memegang objek yang sedang diukur dan yang lain mencatat hasil pengukuran. Hal sama juga terlihat saat mereka melakukan diskusi kelompok. Kerjasama terlihat jelas pada seluruh kelompok. Pada saat menganalisa dan mengidentifikasi soal cerita, beberapa kelompok mengalami kesulitan dan bertanya pada guru. Mereka memastikan apa yang mereka kerjakan benar. Hal menarik terlihat saat tiap kelompok mulai mengembangkan hasil karyanya. Melalui kreatifitas masing-masing kelompok peserta didik dapat membuat hasil karyanya dalam bentuk poster,video ,maupun tik tok. Mereka sangat bersemangat dengan pengalaman belajar mereka ini. Beberapa kelompok terlihat sangat hati-hati dalam menempel gambar yang mau dibuat dalam bentuk poster dan mereka sangat ceria sekali pada saat mengedit video . Terlihat beberapa anak berdebat saat memperoleh jawaban hasil pengukuran yang berbeda. Bahkan juga terlihat ada kelompok yang mengulang menempel gambar objek benda nyata pada kertas HVS dan memastikan gambar pada poster tertempel dengan rapi dan kuat.Pada saat tahap menyajikan hasil karya melalui presentasi ada kejadian ketika salah satu anggota kelompok maju untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka. Hasil kerja kelompok tersebut menjadikan kelompok lain bertanya dan menanggapi. Terlihat bahwa hasil pengukuran dan perhitungan berbeda. Ini menjadikan ukuran panjang sisi pada objek bendanya menghasilkan bilangan yang jauh lebih besar dari kelompok lain (tidak sesuai realita yang ada). Kelompok tersebut menyadari kekeliruannya karena melakukan proses perhitungan yang tidak tepat. peserta didik terlihat mengapresiasi peserta didik lain dengan memberikan tepuk tangan setiap ada kelompok yang maju mempresentasikan hasil kerja.Pada tahap menganalisis dan mengevaluasi masalah guru membimbing dalam menarik kesimpulan terlihat peserta didik memberikan respon dengan menjawab pertanyaan ketika guru menanyakan rumus teorema pythagoras. Bahkan pada saat menyelesaikan objek benda nyata menggunakan rumus teorema pythagoras peserta didik dapat menjelaskan dengan tepat ketika guru meminta. Hal ini sangat memuaskan.Penulis sangat bahagia,karena terlihat jelas melalui pembelajaran dengan mengeksplorasi lingkungan mereka dapat memecahkan masalah dan mengembangkan ide /pikiran kreatifnya dalam mengambil keputusan yang dibuat untuk menemukan pengetahuan yang baru,selain itu peserta didik lebih termotivasi untuk menyimpulkan gagasan masalah matematika yang bisa digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah matematika.
PENUTUP
Penerapan model problem based learning berbasis lingkungan berbantuan objek benda nyata dapat meningkatkan pemahaman konsep Teorema Pythagoras. Peningkatan pemahaman konsep Teorema Pythagoras peserta didik dilihat dari semakin banyaknya peserta didik yang menemukan dan mengamati objek benda nyata berbentuk segitiga siku-siku, dapat mengukur objek benda nyata berbentuk segitiga siku-siku dengan benar serta melakukan perhitungan mengunakan teorema pythagoras dengan tepat sekaligus mereka dapat membedakan mana yang termasuk Tripel Pythagoras dan bukan Tripel Pythagoras ,dapat menciptakan kreatifitas dalam menyajikan hasil karyanya dalam bentuk video,poster,maupun tik tok serta antusiasme setiap kelompok untuk maju ke depan mempresentasikan hasil karyanya. Pemahaman konsep materi Teorema Pythagoras yang meningkat ini juga dibarengi dengan rasa bahagia peserta didik saat mengikuti pembelajaran ini. Dampak dari penerapan model problem based learning membuat peserta didik menjadi lebih percaya diri, tidak takut untuk bertanya menjawab pertanyaan dari guru serta memiliki keterampilan kognitif dalam memecahkan masalah matematika sehingga peserta didik dapat memahami konsep materi tersebut dengan baik. Peserta didik juga lebih aktif dalam berdiskusi. Bagi guru penerapan model ini juga meningkatkan kreatifitas guru dalam pembelajaran. Guru menjadi lebih bersemangat dalam pembelajaran dikarenakan merasa proses pembelajaran berhasil ditandai melalui peningkatan pemahaman konsep Teorema Pythagoras dan hasil belajar matematika peserta didik yang meningkat pula.
Penulis : Khanif Rakhmawati,S.Pd
DAFTAR PUSTAKA