• Hubungi Kami0293-3219106
  • Login

Bullying di Lingkungan Sekolah

Menurut Yusran Pora, sekolah bukan hanya sekadar tempat untuk menambah wawasan dan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Namun, bagian yang terpenting dari sekolah adalah tempat bagi guru dan siswa untuk belajar bersama, mengamati sesuatu di sekeliling dan membentuk jati diri serta karakter agar memahami cara bersikap terhadap sesama manusia dan lingkungan. Jadi dengan kata lain sekolah memiliki peran penting dalam memberikan edukasi baik ilmu pengetahuan maupun adab dalam menyikapi permasalahan (Astuti, 2022).

Sebagai remaja yang berada di tahap peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa sering kali ditemukan permasalahan tentang kematangan emosi, sosial, fisik, maupun psikis. Hal inilah yang seringkali menyebabkan terjadinyabanyak permasalahan berupa perundungan (bullying) di lingkungan sekolah.

Secara harfiah, kata bully berarti menggertak dan mengganggu orang yang lebih lemah. Kemudian istilah bullying (perundungan) digunakan untuk menunjuk pada perilaku agresif seseorang atau kelompok orang yang dilakukan secara berulang untuk menyakiti korban secara fisik maupun mental.Perundungan (bullying) ini bisa terjadi karena beberapa faktor, pertama adanya ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku perundungan yang lebih kuat dari pada target yang lebih lemah. Kekuatan ini bisa berupa ukuran badan, kekuatan fisik, jumlah, kepandaian, jenis kelamin, status sosial, dan perasaan lebih superior. Kedua, adanya penyalahgunaan ketidakseimbangan kekuatan untuk kepentingan mengganggu, menyerang secara berulang kali atau mengucilkan orang lain.

Perundungan (bulliying)inibisa berupa kekerasan dalam bentuk fisik (menampar, memukul, menganiaya, memaki), verbal (mengejek, mengolok-olok, memaki), dan mental (memalak, mengancam, mengintimidasi, mengucilkan) (Olweus, 1993, dalam Prasetyo 2011). Namun sayangnya banyak sekolah yang belum memperhatikan dan menangani dengan serius permasalahan ini. Perundungan di sekolah sering kali terabaikan terutama jika bukan perundungan dalam bentuk fisik. Perundungan dalam bentuk fisik lebih mudah dijumpai karena dampak yang ditimbulkan bisa terlihat secara langsung oleh mata. Namun, untuk perundungan dalam bentuk verbal tidak bisa terlihat dengan jelas kecuali untuk pelaku atau korban perundungan itu sendiri. Padahal efek perundungan verbal jauh lebih berbahayaterutama untuk jangka panjang bagi korbannya.

Perundungan dalam bentuk verbal sering sekali ditemukan di lingkungan sekolah, namun masih banyak anak yang tidak menyadari bahwa mereka pernah menjadi perlaku dan korban dari perundungan verbal tersebut. Contoh perundungan ini seperti mengejek teman karena memiliki fisik yang terlalu gemuk atau terlalu kurus, diolok-olok karena kurang pintar, minoritas di kelas, dianggap aneh, menggolok-olong dan memanggil-manggil nama orang tua, dan lain sebagainya.

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan National Youth Violence Prevention Resource Center Sanders (2003, dalam Anesty, 2009) menunjukkan bahwa perundungan dapat membuat remaja merasa cemas dan ketakutan, memengaruhi konsentrasi belajar di sekolah dan menuntun mereka menghindari sekolah. Dalam jangka panjang dapat memengaruhi Iself-esteem Isiswa, meningkatkan isolasi sosial, memunculkan perilaku menarik diri, menjadikan remaja rentan terhadap stress dan depresi, serta rasa tidak aman.

Guru sebagai orang dewasa di lingkungan sekolah yang bertugas mendidik dan mengarahkan anak-anak bisa mengarahkan siswa untuk melakukan pencegahan terhadap perundungan (bullying). Apa yang bisa dilakukan? Pertama, mengubah cara mendidik dan memperlakukan siswa. Jangan pernah mencela atau memberi label yang buruk terhadap siswa, walaupun mereka melakukan kesalahan yang berat sekalipun. Berilah pujian dan penghargaan kepada setiap usaha siswa. Kedua, bangun komunikasi yang aktif dengan para orang tua. Beri informasi mengenai perkembangan siswa di sekolah supaya terjadi kedekatan komunikasi antara orang tua dan anak-anak mereka. Ketiga, pemberian pemahaman tentang perundungan (bullying) kepada para guru, siswa, dan orang tua. Keempat, deklarasikan kampanye antiperundungan yang melibatkan peran aktif semua unsur sekolah, baik guru, karyawan, siswa, dan orang tua. Kelima, sekolah menyediakan bullying center untuk menangani kasus perundungan yang terjadi di sekolah  (Prasetyo, 2011).

                                                                                                                                                                                    Penulis: Fitria Bayu Setya Dewi, S.Pd.

 

Daftar Pustaka

Astuti, Novi Puji. 2022. Pengertian Sekolah Menurut Para Ahli, Berikut Fungsinya.https://www.merdeka.com/jabar/pengertian-sekolah-menurut-para-ahli-berikut-fungsinya-kln.html. Diakses pada 13 Desember 2022.

Dampak Bullying bagi Siswa.https://www.sudahdong.com/dampak-bullying-bagi-siswa/. Diakses pada 13 Desember 2022.

          Prasetyo, Ahmad Baliyo Eko. 2011. “Bulling di Sekolah dan Dampaknya bagi Masa Depan Anak”. El-Tarbawi Jurnal Pendidikan Islam, IV, 24 - 26.